SAHABATKALTIM, KUKAR : Desa Sumber Sari, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terus menegaskan perannya sebagai sentra pertanian produktif dengan berbagai upaya penguatan kelembagaan ekonomi lokal.
Desa ini memiliki sekitar 28 kelompok tani aktif, yang mencakup kelompok pertanian umum dan kelompok perikanan (pokdakan). Para petani mengelola lahan sawah seluas 318 hektare, dengan produktivitas rata-rata mencapai lebih dari 4,5 ton gabah per hektare.
Kepala Desa Sumber Sari, Sutarno, menjelaskan bahwa sebagian besar hasil panen dijual langsung oleh petani ke pasar atau ke tengkulak. Namun, kini mereka lebih memilih menjual beras ketimbang gabah karena hasil sampingannya bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak.
“Dulu harga bisa jatuh jauh saat panen. Sekarang sudah lebih stabil, meski tetap ada fluktuasi. Harga beras bagus bisa sampai Rp 14 ribu per kilogram,” ujarnya.
Untuk memperkuat posisi tawar petani dan menjaga kestabilan harga saat musim panen, pemerintah desa membentuk Koperasi Merah Putih.
Koperasi ini diharapkan menjadi wadah kolektif petani untuk menyalurkan hasil produksi mereka secara lebih efisien dan menguntungkan.
“Kami juga berpikir ke depan agar BUMDes bisa ikut ambil peran. Tapi tantangannya memang ada. Banyak pedagang besar langsung menjual ke pasar, sementara petani yang menjual ke tengkulak masih menerima harga yang belum maksimal,” tambahnya.
Ke depan, Pemerintah Desa Sumber Sari berkomitmen memperkuat kelembagaan ekonomi seperti koperasi dan BUMDes untuk meningkatkan nilai tambah produk lokal, mendorong kemandirian petani, dan menumbuhkan ekosistem pertanian yang berkelanjutan. (adv/*nda)