SAHABATKALTIM, KUKAR : Pemerintah Kecamatan Kembang Janggut, Kukar terus berupaya mengatasi stunting di wilayah tersebut.
Upaya itu dengan meningkatkan kesadaran dan keterlibatan masyarakat dalam menjaga kesehatan hingga pola makan. Selain itu, salah satu langkah yang kini rutin dilakukan adalah rembuk stunting bersama berbagai elemen masyarakat, yang dinilai efektif menyatukan visi dan strategi di lapangan.
Plt Camat Kembang Janggut, Suhartono, mengatakan bahwa pendekatan partisipatif ini penting, mengingat tantangan stunting di setiap desa berbeda-beda. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita di bawah lima tahun akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.
Stunting terjadi pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan.
Stunting diukur berdasarkan tinggi badan anak dibandingkan dengan usianya. Anak yang tingginya berada di bawah batas ambang untuk usianya dianggap mengalami stunting.
“Dalam menangani stunting, kita harus menyusun langkah berdasarkan realita di masing-masing wilayah. Tidak bisa hanya mengandalkan teori,” ujarnya.
Rembuk tersebut melibatkan kader posyandu, pendamping desa, tokoh masyarakat, dan perangkat desa. Menurut Suhartono, keterlibatan lintas pihak sangat menentukan keberhasilan program percepatan penurunan stunting.
“Kami ingin keputusan yang dihasilkan bisa langsung diterapkan dan berdampak. Jangan berhenti di diskusi saja,” tegasnya.
Ia berharap, kegiatan seperti ini menjadi agenda rutin setiap tahun, agar kesadaran kolektif terhadap pentingnya tumbuh kembang anak tetap terjaga. “Kami ingin menciptakan generasi sehat dan kuat. Menurunkan stunting adalah tanggung jawab kita semua,” tutup Suhartono. (adv/*nda)
