SAHABATKALTIM, KUKAR :Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) terus menunjukkan komitmennya dalam menjaga keutuhan NKRI dengan mengintensifkan edukasi seputar bahaya paham radikalisme dan pentingnya rasa cinta tanah air.
Kepala Kesbangpol Kukar, Rinda Desianti, menjelaskan bahwa kegiatan sosialisasi pencegahan radikalisme menjadi agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun, meskipun dengan cakupan terbatas. “Memang belum bisa menjangkau seluruh kecamatan karena keterbatasan anggaran, tetapi kegiatan ini tetap kami prioritaskan di beberapa wilayah yang menjadi sasaran utama,” ujar Rinda.
Sasaran kegiatan mencakup berbagai lapisan masyarakat, mulai dari kepala desa, ketua RT, tokoh masyarakat, hingga pelajar dan organisasi kemasyarakatan. Menurut Rinda, upaya ini sangat penting untuk memperkuat ketahanan ideologi masyarakat di tengah arus informasi digital yang cepat dan masif. “Kami ingin masyarakat memahami bahwa paham-paham menyimpang seperti radikalisme dan terorisme dapat merusak kehidupan berbangsa dan bernegara,” tegasnya.
Tak hanya fokus pada pencegahan radikalisme, Kesbangpol Kukar juga aktif menyelenggarakan kegiatan pembinaan wawasan kebangsaan. Salah satunya dilakukan di Kecamatan Kembang Janggut, sebagai bagian dari penguatan nilai-nilai nasionalisme di tingkat akar rumput. “Kami ingin menyegarkan kembali semangat kebangsaan masyarakat. Karena jika tidak terus diingatkan, semangat cinta tanah air itu bisa memudar,” tambahnya.
Langkah pembinaan juga menyasar kalangan pelajar, melalui peran Kesbangpol sebagai pembina apel di sekolah-sekolah. Di situ, pesan-pesan nasionalisme disampaikan secara langsung kepada generasi muda agar nilai-nilai kebangsaan tertanam sejak dini.
Meski belum dilakukan survei kuantitatif terkait tingkat nasionalisme masyarakat Kukar, Rinda optimistis bahwa upaya edukatif yang dilakukan selama ini telah memberikan dampak positif. “Cinta tanah air tidak harus dibuktikan dengan hal besar. Sikap sederhana seperti buang sampah pada tempatnya, tertib berlalu lintas, atau bijak dalam menggunakan media sosial juga bentuk nyata dari kecintaan kita terhadap negeri,” ujarnya.
Ia pun mengingatkan pentingnya menjaga etika dan sikap saling menghormati di ruang digital. “Media sosial itu ruang publik. Kalau interaksinya positif, itu bisa menciptakan kedamaian dan harmoni. Dan memilih konten yang baik juga bagian dari bela negara,” pungkasnya. (adv/ely)
