SAHABATKALTIM, KUKAR : Ketika musim kemarau tiba dan air Sungai Belayan menyurut, sebuah pulau batu seluas sekitar empat hektare muncul di tengah alirannya. Pulau ini, dikenal warga Desa Muara Ritan sebagai Pulau Karangan, kembali menarik perhatian sebagai destinasi wisata alam musiman yang unik dan penuh pesona.
“Pulau ini hanya muncul saat air surut. Karena itu, kami menyebutnya insidental. Tapi justru di situlah daya tariknya,” ujar Kepala Desa Muara Ritan, Ardy Maroni, Minggu (4/5/2025).
Berbeda dari objek wisata permanen, Pulau Karangan hanya bisa dikunjungi beberapa bulan dalam setahun. Saat muncul, lokasi ini ramai dikunjungi warga yang ingin menikmati panorama sungai, mandi di aliran yang jernih, bermain ban karet, membakar ikan, atau bahkan berkemah bersama keluarga.
“Waktu kemarau, banyak warga yang datang untuk santai atau sekadar cari ikan. Ada juga yang terap kaki di atas bebatuan sensasinya alami,” tambahnya.
Fenomena ini bahkan menarik perhatian tokoh masyarakat. Salah satunya adalah Ibu Maslinawati Daman, yang saat berkunjung sempat diajak langsung merasakan keseruan bermain air dan berjalan di atas batu-batu alam tersebut.
Kondisi geografisnya yang tidak memungkinkan dibangun permanen, pemerintah desa mengalihkan fokus pengembangan wisata ke area sekitar pinggiran Sungai Belayan. Rencana pembangunan cottage dan fasilitas glamping sedang digagas agar wisatawan tetap bisa menikmati suasana sungai, meski Pulau Karangan tidak muncul.
“Homestay tidak mungkin dibangun di atas karangan karena akan hanyut saat banjir. Tapi kami siapkan di tepi sungai agar suasana alam tetap bisa dinikmati kapan saja,” tutupnya. (adv/*nda)
