SAHABATKALTIM, KUKAR : Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar terus melakukan upaya pencegahan kasus kekerasan terhadap anak.
Hal ini disampaikan langsung oleh Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar Hero Suprayetno, belum lama ini.
Ia mengatakan, pemerintah daerah terus melakukan berbagai upaya pencegahan mulai dari pendekatan konseling, edukasi masyarakat hingga penguatan komunitas perempuan. Salah satu program andalan mereka adalah Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga), tempat keluarga dan anak mendapat konseling dari psikolog.
“Kita lakukan pendekatan yang lembut pada anak melalui puspaga, di sana ada psikolog yang siap memberikan pendampingan,” jelasnya
Selain itu, pihaknya melakukan sosialisasi ke sekolah sekolah, lembaga masyarakat, serta advokasi ke instansi pemerintah dan media massa.
“Kami ingin semua pihak terlibat, termasuk media, agar masyarakat lebih sadar dan peduli terhadap kekerasan anak,” tambahnya.
Selain anak-anak, DP3A Kukar juga memberikan perhatian khusus kepada perempuan, melalui komunitas Perempuan Kepala Keluarga (Pekka),
“Perempuan Kepala Keluarga tidak hanya berperan sebagai ibu, tapi juga sebagai pencari nafkah. Mereka perlu didukung agar kuat dan mandiri,” ujarnya.
Ia menjelaskan di enam bulan pertama tahun 2025, kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan di Kukar mencapai angka 80 kasus. Mayoritas kasusnya adalah kasus kekerasan seksual, terutama terhadap anak perempuan
“Dari 2023 hingga pertengahan 2025, pelecehan seksual terhadap anak perempuan masih menjadi kasus tertinggi. Pelaku seringkali berasal dari keluarga sendiri,” ungkapnya.
Menurutnya, ada beberapa Faktor penyebab terjadinya kekerasan perempuan dan anak diantaranya, kekerasan ini pengaruh pergaulan bebas dan kondisi lingkungan internal.
“Kami berharap kasus kekerasan perempuan dan anak ini bisa ditekan. Jika terjadi kekerasan itu, maka segera dilaporkan,” pungkasnya. (adv/*sya)