SAHABATKALTIM, KUKAR : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar adakan lomba seni budaya Kutai salah satunya lomba Tari Jepen kreasi di halaman Stadion Rondong Demang, Jumat (26/9/2025).
Sebanyak 20 peserta dari berbagai kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) tampil memukau dalam Lomba Tari Jepen Kreasi. Lomba ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan Lomba Seni Budaya Kutai dalam rangka memeriahkan Erau Adat Kutai 2025.
Penanggung jawab acara, Rendy Pagestu, menjelaskan bahwa lomba Tari Jepen Kreasi berlangsung selama dua hari, mulai Jumat hingga Sabtu, dan menjadi salah satu puncak kegiatan seni budaya tahun ini.
“Antusias peserta luar biasa. Bahkan setelah pendaftaran ditutup, masih banyak yang ingin ikut, tapi karena kuota maksimal hanya 20 peserta per kategori, kami terpaksa batasi,” ujar Rendy.
Peserta yang mengikuti lomba berasal dari berbagai kecamatan yang cukup jauh seperti Muara Wis dan Kembang Janggut. Hal ini menunjukkan semangat masyarakat Kukar dalam melestarikan seni dan budaya daerah, khususnya tari Jepen yang menjadi identitas budaya Kutai.
Dalam penilaian, dewan juri menggunakan kriteria yang meliputi wiraga (penguasaan gerak), wirama (irama dan keselarasan musik), serta wirasa (penghayatan dan ekspresi).
“Kami menghadirkan juri-juri berpengalaman, bahkan ada yang sering menjadi narasumber dan pelatih workshop seni di luar Kalimantan,” tambahnya.
Ia menyebutkan total hadiah yang disiapkan untuk seluruh rangkaian lomba seni budaya mencapai Rp70 juta, dengan pembagian hadiah sesuai tingkatan juara di masing-masing kategori.
Selain lomba Tari Jepen Kreasi Kutai, Disdikbud Kukar sebelumnya juga telah menggelar tiga lomba seni budaya lainnya, yaitu lomba baca tarsul Kutai, menyanyi lagu daerah Kutai, dan lomba Tingkilan Kutai.
“Ini bukti bahwa seni dan budaya Kutai masih hidup di tengah masyarakat. Ke depan, kami berencana memperbesar kuota peserta agar lebih banyak yang bisa berkreasi,” sebutnya.
Ia menambahkan, meskipun tidak semua peserta akan meraih juara, namun pengalaman dan kesempatan untuk tampil di ajang ini sangat berharga.
“Tujuan utama kami adalah melestarikan kebudayaan. Lewat lomba seperti ini, kami ingin memberikan ruang bagi masyarakat untuk menampilkan karya seni dan memperkuat identitas budaya Kutai,” tutupnya. (adv/*sya)



















