SAHABATKALTIM, KUKAR : Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga DP2KB) Kutai Kartanegara menargetkan 3.000 akseptor Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada tahun 2025.
Hingga pertengahan Mei, jumlah akseptor telah mencapai 1.400 orang atau sekitar 45 persen dari target, menandakan strategi yang diterapkan berjalan efektif.
Program ini mendorong pasangan usia subur (PUS), untuk memilih metode kontrasepsi yang memberikan perlindungan lebih lama, mengurangi frekuensi kunjungan ke fasilitas kesehatan untuk ganti kontrasepsi, dan meningkatkan keberhasilan program KB
“Kami memadukan pendekatan terhadap akseptor baru dan lama, banyak yang metode kontrasepsinya sudah habis masa pakai, dan ini kami arahkan untuk reimplan atau mengganti IUD. Selain itu, PUS baru juga menjadi sasaran strategis kami,” ungkapnya.
Pendekatan DP2KB yang menyentuh berbagai kelompok usia subur dan akseptor lama menunjukkan efektivitas pelayanan yang adaptif dan menyeluruh. Hal ini juga berkontribusi terhadap upaya peningkatan kualitas keluarga sebagai fondasi pembangunan daerah.
Tidak hanya memperkuat akses terhadap pelayanan KB, DP2KB Kukar juga membangun sistem pemantauan data yang solid, mempermudah evaluasi dan penyesuaian kebijakan. Dengan sisa tujuh bulan di tahun ini, target 3.000 akseptor diprediksi dapat tercapai, bahkan terlampaui. “Ini sudah ada 1.400 yang akseptor, sisa 55 persen lagi dan masih ada 6 bulan untuk mencapai angka tuga ribu, insya Allah tercapai,” bebernya.
Keberhasilan program MKJP ini tidak hanya berdampak pada pengendalian jumlah penduduk, tetapi juga memperkuat perencanaan keluarga, pengelolaan ekonomi rumah tangga, serta kesehatan reproduksi yang berkelanjutan. (adv/ely)